Skip to main content

#AkuInspirasiku : Emangnya Cuma Anak SMA Formal Aja yang Bisa Lolos PTN?? Anak Homeschooling Juga Bisa!


Halo, semuanya! :) Kenalin, aku Saybah. Gadis labil dan superbiasa yang beberapa hari lagi baru akan menginjak usia kedelapan belas. Di postingan kali ini, aku ingin bercerita tentang sebuah kisah perjalanan unik yang mungkin nggak semua orang punya. Sepotong kisah perjalanan hidup seorang aku, yang awalnya sama sekali nggak punya niatan buat kuliah di Indonesia (serius!), apalagi ngambis ngejar-ngejar PTN kayak temen-temenku yang lain. Namun, rupanya takdir punya bahasanya sendiri. Karena di sinilah aku sekarang, duduk di atas tempat tidurku yang nyaman, mengetik semua ini sedari awal sebagai salah satu dari ribuan pendaftar yang dinyatakan lolos jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 dan telah berstatuskan sebagai mahasiswa baru di Fakultas Pendidikan Seni dan Desain Universitas Pendidikan Indonesia. Alhamdulillah :)


Sebelumnya, aku mau kita sama-sama memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena semua takdir dan keberhasilan ini nggak akan pernah mungkin terwujudkan kalau Allah nggak meridhoi. Aku juga ingin berterima kasih sama semua teman, guru, orangtua, sanak saudara, kenalan sosmed, kecengan rahasia, bukde warung, dan semua orang yang pernah terlibat dan memberikan banyak dukungan serta doa-doa yang luar biasa khasiatnya. Aku mungkin nggak akan pernah bisa nulis ini tanpa bantuan dari mereka semua. Alhamdulillah.. hatur nuhun sangaadd💞

Perlu diperhatikan, ya. Postingan ini bukan ajang pameran atau sombong-sombongan, apalagi tempat bully-membully dan baku hantam. Aku di sini murni ingin sharing pengalaman pribadi aja, terlepas dari semua unsur itu. Aku cuma berharap pengalaman ini bisa menginspirasi kalian sebagai para pembaca yang baik hati.  Mohon maaf kalo ada kata-kata yang menyinggung atau ada pihak yang tersungging, aku masih banyak belajar. Dan sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik Allah. :')


Melalui tulisan ini, aku ingin membagikan banyak serpihan pahit dan manis dari sebuah perjuangan. Aku ingin mengatakan bahwa tidak semua perjuangan itu buruk rupa dan selalu identik dengan masa-masa kelam yang payah, terkadang prosesnya justru begitu menyenangkan dan bagus untuk dikenang. :)

Aku ingin bercerita tentang seberapa jauh mimpi dan harapanku, tentang mengapa tiba-tiba terpikir olehku untuk memutar balik haluan, tentang bagaimana aku jatuh dan bertahan, berperang dan menang melawan perasaanku sendiri, tentang hari-hari yang baik, hari-hari buruk, tentang awal mula, proses, dan juga akhir dari sebuah pengorbanan. Ehm. Akhir? Nggak, aku tahu ini belum berakhir. Kehidupanku saat ini pun, tentu saja masih harus banyak berkorban. Entah itu berupa harta, darah, keringat, atau air mata.

Oke, dengar baik-baik. Aku lulus SBMPTN. Aku berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri dan jurusan yang aku idam-idamkan. Aku merasa bangga. Semua orang bangga. Rasanya seperti mimpi indah. Padahal sebelumnya aku nggak pernah berpikir aku sanggup...



Tadaaaaa~! What a blessed surprise!

Padahal, sampai beberapa bulan yang lalu aku sama sekali nggak pernah terpikir buat ikutan bersaing bersama ribuan pemburu PTN lainnya di UTBK. Aku nggak pernah terpikir untuk menjalani hari-hari kuliah yang biasa seperti orang-orang biasa pada umumnya. Aku nggak pernah terpikir untuk menjadi normal.

Tapi lagi-lagi emang udah takdir-Nya aku diluluskan di sini. Di universitas dan prodi ini. Lewat jalur dan cara ini. Sejujurnya, aku ngerasa puas karena udah berhasil mengukur sejauh mana kemampuanku dalam berdoa dan berusaha. Aku puas karena merasa semua letih dan jerih payahku selama ini sudah terbayarkan sekarang.

Lalu, apa aku bahagia?


Pertanyaan macam apa.

TENTU SAJA, IYA! Ini adalah sebuah pemberian istimewa dari Yang Maha Pengasih, sesuatu yang patut untuk disyukuri karena aku sadar betul ada banyak orang tangguh di luar sana yang belum seberuntung aku, belum bisa mendapatkan kesempatan untuk tembus ke PTN yang mereka mau dan harus berjuang lebih keras lagi. Mungkin kalian emang nggak tahu, tetapi sesungguhnya di balik sebuah hasil yang menyenangkan ini, di balik kalimat 'SAYBAH JADI MABA UPI NIH', aku punya latar belakang yang nggak seperti kalian lihat. Aku punya ceritaku sendiri..

.. dan ceritaku ini berbeda.



Jauh.. berbeda.



Aku mohon siapkan mata, hati, dan pikiran (dan tisu. Just in case, kalo gabut bisa dirobek-robek) oke. Dibaca sampai habis, ya zheyeng. :)






[THE BEGINNING]

So, seperti kebanyakan remaja normal di Indonesia pada umumnya, aku juga bercita-cita ingin kuliah dan berpendidikan tinggi bahkan sejak usiaku 6 atau 7 tahun. Menyandang status sebagai seorang mahasiswi, aktif berorganisasi dan berprestasi, menempuh berbagai lika-liku kehidupan yang penuh dengan kejutan dan berakhir dengan memakai toga di hari kelulusan.. Goals banget ya, kan?

Sebenernya kalo boleh jujur, aku punya 1001 rencana ajaib dan mimpi-mimpi besar yang udah kurangkai sejak masih duduk di bangku SD. Emang bener kalo cita-citaku itu nggak konsisten dan selalu berubah-ubah sedari kecil. Dari yang awalnya terobsesi banget ingin jadi kasir Ind*maret (jangan ketawa, ini real), beralih ingin jadi guru, jadi arsitek, perancang busana, pengusaha butik, pemilik restoran, komikus, penulis novel, pembuat game, dan wah nggak kehitung, deh pokoknya! Hingga semakin waktu berjalan, aku pun semakin menyadari bahwa passion-ku sendiri tuh sebenernya ya seputar itu-itu aja, kok. Finally, Ive found my own circle. Aku sadar apa yang aku suka, aku sadar apa yang aku bisa, dan pada saat yang sama, aku tahu aku harus jadi apa di masa depan.



Well, mau cerita dikit boleh, kan, hehe.

Jadi sejak balita, benda favorit aku itu cuma dua. Bukan! Bukan lightstick sama album :( Tapi pensil sama buku. Entah gimana awalnya, mungkin dari kecil aku emang udah terbiasa ngeliat dan bermain-main dengan novel novel terjemahan luar negeri gitu kali ya (dulu mommy emang kerja sebagai proofreader di salah satu kantor penerbitan ternama, dan beliau juga ada pengalaman sekolah Art hehe) jadinya tanpa disadari muncullah sebuah ketertarikan sama yang namanya baca dan corat-coret.

Aku udah mulai belajar baca sejak umur 3 tahunan dan udah lancar mengeja kata sebelum masuk TK. INI SERIUS, GUYS, tolong jangan dihujat :') Aku tuh dulu ngebet banget pengen masuk sekolah tau nggak, cuma dulu belum jamannya ada day care begituan sih.😂😂 Nih, bayangin deh ya, setiap pagi habis selesai sarapan aku yang masih popokan itu pasti ngacir keluar rumah. Nongkrong depan pager, duduk manis sambil ngeliatin orang-orang jalan (untung gak ada om om culik ya gusti:( ), kemana-mana selalu nenteng-nenteng tas plastik kecil yang nggak ada isinya, terus kalo tiap ada tetangga lewat mereka nanya,

"Aduh, si cantik mau kemana?" lalu aku dengan penuh antusias dan riangnya pun akan menjawab. "Ke sekolah!"
 
-Saybah mau ke sekolah, Oktober 2004. Mon maap kalo lucu :))


[ABOUT THE PLAN]

Melakukan hal-hal yang kita sukai bakal berdampak baik buat mood dan kejiwaan secara keseluruhan. Aku bisa gambar apa pun yang aku mau, aku bisa nulis apa aja yang ingin aku tulis, sampai akhirnya itu terus berlanjut dan kebawa menjadi apa yang sekarang kita sebut dengan hobi atau kebiasaan. Ala bisa karena biasa. Aku percaya bahwa nggak ada yang namanya bakat bawaan sejak lahir. Semua orang itu berproses, semakin sering dia berlatih maka dia akan semakin terlatih. Ketika apa yang dia latih itu kemudian bertemu dengan minat yang dimiliki, di situlah kemudian yang namanya bakat muncul ke permukaan.

Aku enjoy ngelakuin semua hal ini dan itu, orang-orang juga banyak mengapresiasi dengan apa yang udah aku lakuin. Dan itu artinya, I got it! Passion-ku emang ada di sini. Karena udah nemu yang cocok, itu berarti aku harus fokus dan sungguh-sungguh. Nggak boleh plin plan atau setengah-setengah. "Harus mantappu jiwa," kalo kata Jerome Polin. Ehehe, iya kan, Bang?👍😆
PanutanQ heuheu @jeromepolin


Sedari awal banget, aku udah ngerencanain kalo memang mau kuliah atau kerja nanti, aku nggak boleh keluar dari passion circle-ku sendiri. Nggak boleh sampe keluar kalimat "Yang penting masuk kuliah aja dulu, jurusan belakangan." atau "Yang penting keterima kerja dan dapet gaji yang cukup, kerja apa pun gak jadi masalah." Nggak! Just, no way. Itu bukan caraku untuk hidup. Bagaimana pun nantinya, bagiku kebahagiaan adalah hal yang utama.

Aku harus menikmati sesuatu yang memang bisa aku nikmati. Aku nggak ingin menghabiskan empat tahun usiaku berkuliah di jurusan yang salah atau bertahun-tahun bekerja di bidang yang bertentangan dengan hal-hal yang kusuka. Karena aku percaya, hasilnya akan jauh lebih maksimal atau bahkan lebih dari itu ketika kita menyukai apa yang kita kerjakan. :)

"Jadi, saat di sekolah, aku memikirkan hal-hal seperti itu. Lalu aku keluarkan pulpen dan selembar kertas dari kolong meja, aku buat perencanaan hidupku. Untuk satu, dua, lima, hingga sepuluh tahun yang akan datang."

Percaya atau nggak, aku masih inget apa yang aku tulis sekitar 6 tahun yang lalu, wkwkwk.
Bisa kuliah jurusan seni / desain di LUAR NEGERI!, dan sekarang aku bangga karena sempat percaya diri menuliskan cita-cita itu. Walaupun kenyataannya belum kesampaian :)

Yaaa, betuuul. Mimpiku emang besar. SANGAT BESAR. Bisa dibilang aku punya cukup keberanian untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Entah kenapa, tapi sejak saat itu aku nggak punya ambisi sedikit pun untuk kuliah di PTN Indonesia, UI sekali pun rasanya nggak akan dilirik.

Sombong banget, si Saybah! :( Eh.. Bukannya sombong atau merasa nggak level, ya, tapi aku udah bener-bener terobsesi aja untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri dan orang tuaku juga mendukung sepenuhnya. Waktu itu bener-bener nggak ada keinginan buat kuliah di negeri sendiri. Belum, lebih tepatnya.

Sejak punya mimpi kuliah di luar negeri, aku jadi rajin belajar bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya. Tuh, kan, alhamdulillah. Seenggaknya ada manfaatnya. Aku browsing semua informasi seputar kuliah S1 di luar negeri dan segala macam beasiswa yang mereka tawarkan. Dari mulai beasiswa KGSP di Korea Selatan sampai beasiswa YTB di Turki. Bahkan rasanya, beberapa bulan ke belakang aku cuma disibukkan dengan menggali informasi beasiswa sebanyak-banyaknya dan mempersiapkan macam-macam berkas yang dibutuhkan untuk melamar beasiswa tersebut. Aku nggak pernah sekali pun latihan soal atau apa, nggak pernah belajar buat ujian sekolah apa pun seambis dan sewajarnya anak-anak kelas 12 pada umumnya. Makanya ya wajar kalo orang-orang di sekitar aku jadi berpikir aku nggak pernah sibuk, wkwkwk. MEREKA NGGAK TAU AJA KALO DEADLINE TUGAS AKU SEBENERNYA LEBIH BANYAK.

Aku begadang hampir tiap malem cuma demi nontonin vlog dan video informatif mahasiswa-mahasiswa yang udah lebih dulu kuliah di luar negeri. Semakin aku tonton semakin aku ingin jadi seperti mereka. Aku korbanin banyak waktu dan kuota internetku selama berbulan-bulan hanya untuk benar-benar memahami kayak gimana, sih, kehidupan mahasiswa internasional di negara yang aku tuju. Dan sekalinya aku terobsesi sama satu hal, aku bakal kejar terus, aku bakal hajar habis-habisan untuk tahu keseluruhan tentang itu. Hidup terasa nggak tenang kalo aku belum puas sama jawaban dari kepenasaranan yang aku punya. Lebay nggak sih, wkwk. Intinya seambis itu guys, aku ingin merealisasikan mimpi.


Mungkin selintas kalian berpikir kalau mimpiku ini ketinggian, terlalu halu dan ngayal karena jalan pikiran aku yang nggak biasa. Ya, nggak ada salahnya sih kalo kalian mau berpikir kayak gitu. Aku bisa ngerti :(

Abisnya sosoan banget ya kan ada bocah dari perbatasan kabupaten kuliahnya mau langsung lintas negara gak bisa nego, padahal ke ITB UNPAD aja dia belum tentu sanggup :( Buuuuut, I think theres nothing wrong with dreaming. Bermimpilah setinggi mungkin! Bervisilah sedini mungkin! Nggak ada yang salah dengan bermimpi karena justru dengan mimpi kita jadi punya yang namanya tujuan. Dan kalo sampe terjatuh pun, seenggaknya kita bakal terjatuh di antara bintang-bintang.

Hei, kalian. Nggak perlu merasa malu dan khawatir karena menjadi satu-satunya putih di antara ribuan hitam! Kalau merasa jalan ini sudah yang terbaik, just GO AHEAD. Kamu lebih tahu tentang dirimu sendiri ketimbang orang lain yang cuma bisa nyinyir di belakang. Bahkan sejak awal pun, aku emang udah ngambil langkah yang berbeda dari kebanyakan teman di usiaku. Aku sudah memutuskan jalan mana yang harus kupilih, dan lagi-lagi ini bukan jalan yang sama dengan yang biasa mereka tempuh. Kalian mungkin udah bisa nebak-nebak, ya? Iya, seperti yang udah aku bilang di judul. :)


Aku nggak berasal dari sekolah formal mana pun. Aku anak homeschooling.



Dan kehidupanku juga jelas berbeda.





[WELCOME TO THE HOMESCHOOLER'S LIFE]

100% nggak sama dengan mereka, remaja-remaja puber yang menghabiskan waktu tiga tahunnya untuk belajar mati-matian dan menyerap semua ilmu-ilmu di sekolah sambil menikmati masa-masa indahnya di SMA. Aku baru tergerak untuk berkenalan dengan teori-teori ilmiah dan mulai serius mempelajari berbagai macam mata pelajaran SMA sekitar 4 - 5 bulan sebelum menghadapi Ujian Nasional Paket C.

"Materi yang umumnya dipelajari selama 6 semester itu aku lahap semuanya hanya dalam kurun waktu kurang lebih 4 bulan menjelang UN. 5 bulan menjelang UTBK."

Wah, ajaib. Kasih tahu dong qaqa tips n trick nyaa!!!

Hehe. Iya sabar ya. :))

Nih, mungkin sekarang kalian masih asing ya, denger kata homeschooling. Tapi coba kita lihat 5 sampai 10 tahun ke depan, mungkin jadinya akan terbalik. Orang-orang yang nggak mengenal istilah itu justru bisa jadi yang akan dipandang aneh nanti. Ya, siapa yang tahu? Zaman kan terus berubah.

Untuk saat ini, aku yakin pasti ada banyak banget pertanyaan yang berseliweran di pikiran kalian, ngaku aja deh.

homeschooling itu maksudnya gimana? 
kenapa kamu pilih homeschooling? 
Nanti ujiannya kayak gimana? Belajarnya gimana? 
'Ribet nggak tuh kalo mau masuk kuliah?
'Eh? Bisa kuliah ya emangnya?'
'Kalo homeschooling tuh PUNYA TEMEN GAK SIH? 

dan ribuan kalimat tanya lainnya. Itu yang terakhir agak nusuk sih, parah bgt :') Mungkin di lain kesempatan aku akan jelasin semua itu lebih rinci lagi, ya. Tapi untuk saat ini, aku cuma mau bilang tolong, homeschooling itu nggak seperti yang selama ini kalian pikir! Homeschooling bukan sesuatu yang negatif, dia nggak ada dosa apa-apa jadi tolong jangan di-bully:( Kedua, homeschooling itu nggak sesimpel dan seribet yang kalian kira. Loh, bingung ya? Iya sama aku juga. Intinya, homeschooling itu unik. Dan karena unik, makanya anak-anaknya juga otomatis jadi limited edition, heheh. Ayo buruan makanya, catch me if you can, ya!😂😂 *mencari kesempatan dalam kesempitan*

EH. GAJADI NANTI DENG. Aku bakal jelasin sekarang aja ya, wkwkwk. Maaf, cewek labil.😂 Ya, abisnya banyak yang udah request ke aku juga lewat DM. *sosoan influencer emg :)*

Jadi, kemarin-kemarin tuh emang cukup banyak orang yang nanya tentang nasib perkuliahan aku, kayak tetangga, sodara-sodara, temen SD, temen SMP, temen komunitas, sampe tukang ojek yang biasa mangkal di pengkolan juga sempet nanya. Pertanyaannya simpel sih, jawabnya juga simpel aja. Kebanyakan mereka nggak jauh-jauh dari sinilah kurang lebih.

Q: Saybah, sekarang lanjut kuliah di mana jadinya?
A: Alhamdulillah, keterima di UPI, hehe.

Q: Wah, ngambil jurusan apa di UPI?
A: DKV. Desain Komunikasi Visual.

Q: Pake jalur apa?
A: SBMPTN, hehe.

Q: Wih, keren! Kemarin emang sebelumnya dari SMA mana?
A: Hmm.. Aku homeschooling, hehe. 

Q: HAH? SERIUS? KOK BISA SIH MASUK PTN?! 


Ya bisalah bambwank... nggak usah terkejut gitu. Dikira aku imigran ilegal apa seharam itu buat masuk PTN. Sabar aja.. udah biasa kok gpp. :)

Menariknya, reaksi yang aku terima persis seperti di contoh ini nggak cuma sekali dua kali aja. Rata-rata ya gitu, orang-orang itu sebenernya antara nggak percaya kalo aku anak homeschooling atau nggak percaya bahwa anak homeschooling juga ternyata bisa masuk PTN. Se-unbelievable itu ya emangnya? Wkwk. Atau bisa jadi kamu juga salah satu di antara mereka? Mereka yang sebelumnya sempat meragukan orang-orang seperti aku, dan sekarang cuma bisa diam terbisu. Aciee.


Meski dengan latar belakang pendidikan yang anti-mainstream seperti ini, aku bisa membuktikan bahwa anak homeschooling sekalipun juga bisa banget kok, masuk PTN dan bikin bangga orangtuanya kayak temen-temen yang sekolah di SMA formal! :) Karena pada akhirnya, bukan se-famous apa sekolah tempat kita belajar. Bukan semahal apa uang SPP yang kita bayar. Bukan selama apa kita harus duduk di bangku kelas. Tapi yang sebenarnya menentukan adalah.. sesungguh-sungguh apa niat kita dari awal, sekeras apa kita mau berusaha, dan sebanyak apa kita mau percaya pada diri kita sendiri kalo kita itu BISA. :)

Aku ingin memutarbalikkan fakta dan membungkam mulut orang-orang yang pernah bilang kalo anak homeschooling itu terkucilkan, bermasalah, bodoh, nggak pandai bergaul, susah masuk kuliah, susah cari kerja, susah dapet pacar *eh:(, dan ya, susah susah yang lainnya. Padahal banyak banget lho, anak homeschooling yang kemudian hidupnya sukses dan bahagia. Cuma mungkin ya, mereka jarang show up aja.

Melalui tulisan ini, aku ingin menampar dengan kenyataan indah kepada mereka yang selama ini selalu menganggap remeh anak-anak homeschooling, memandang sebelah mata dan nggak pernah berekspektasi yang baik-baik tentang kami. Jujur aja, nggak semua anak homeschooling itu bermasalah, miskin, dan sakit-sakitan seperti yang kalian lihat di TV-TV. Kebanyakan asupan sinetron alay sih, ibu-ibunya :(

Banyak kok, bagian dari mereka yang mana adalah remaja normal dan menyenangkan seperti kalian, berasal dari keluarga yang berkecukupan bahkan cenderung kaya, tapi justru lebih memilih untuk nggak bersekolah formal karena ingin mengeksplor minat dan bakat yang dimiliki, atau bisa jadi ada yang sudah sibuk berkarya dan meniti karir sejak dini. Keren banget kan! Justru anak-anak yang seperti itu. Merekalah bibit-bibit unggul yang mampu bergerak melawan arus. Mereka mampu menjadi berbeda. In a positive way, of course.


Oke! Kita flashback-an dikit, ya!


Setelah lulus MTs (Madrasah Tsanawiyah setara SMP) tahun 2016, aku nggak pusing pusing mikirin peringkat dan NEM buat masuk SMAN favorit di Kota Bandung. Padahal waktu itu, bisa dibilang NEM-ku cukup bersaing untuk masuk ke beberapa SMA negeri yang setiap tahun selalu banyak peminatnya. Lalu pada akhirnya, ya bukan SMAN favorit, bukan SMA swasta, bukan Aliyah atau pun pondok pesantren yang saat itu aku pilih. Bukan, bukan seperti yang kalian pernah bayangkan. Bukan homeschooling juga!

Aku memutuskan untuk UNSCHOOLING alias nggak lanjut SMA selama setahun dan fokus buat ngembangin minat dan bakat. Aku lebih memilih untuk mendalami hal-hal lain selain mata pelajaran formal atau nonakademik, seperti les gambar dan kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare misalnya.

Lho, kenapa, kok gitu?

Karena saat itu aku berpikir ujian nasional SMA masih lama banget datengnya. Dibandingkan dengan hanya menghabiskan waktu untuk belajar setiap hari demi mempersiapkan ujian-ujian akhir itu, ada waktu 3 tahun yang ingin kugunakan nggak seperti biasanya. Ada waktu 3 tahun yang ingin aku pakai untuk belajar hal lain dan mencari pengalaman hidup sebanyak-banyaknya. Eh, kalian juga harus ngeuh, ya, bahwa di samping pentingnya edukasi formal, ada pelajaran-pelajaran kehidupan yang juga nggak kalah penting untuk dipelajari. Bersosialisasi, kerja lingkungan, berkenalan dan bertukar pengalaman dengan orang-orang asing.. gitu-gitu deh. Seneng banget, tahu. Ya ngambis boleh, tapi jangan sampai lupa life skill-nya! :)

Selama 1 tahun pertama setelah lulus SMP itu, aku bener-bener full nggak belajar. Maksudnya, belajar mata pelajaran akademik kayak di sekolah formal ya. Aku yang masih berumur 15 taun dan masih unyu unyu itu pun memutuskan untuk pergi ke Pare Kediri, 2 bulan belajar hidup mandiri, mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris dan berakhir dengan menemukan sahabat-sahabat terbaik yang sampe sekarang masih langgeng kontak-kontakan. Aciyee hehehe.

Pare Squad 2016!


Sepulang dari Pare, aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk travelling, ikutan workshop-workshop, voluntary activities, ikutan seminar segala macem, plus nyobain les gambar yang emang khusus untuk persiapan ujian gambar (ujian gambar buat masuk PTN prodi seni kalo dulu, sebelum sekarang diganti sama portofolio) selama kurang lebih 6 bulanan.

Mulai masuk tahun ajaran baru Juli 2017, aku masuk ke sebuah komunitas homeschooling atau bisa juga disebut 'sekolah informal' yang letaknya nggak terlalu jauh dari kawasan tempat tinggal. Hayat School namanya. Hayat ini unik. Mereka nggak menyeragamkan semua anak seperti yang umumnya dilakukan sekolah-sekolah, sebaliknya, mereka justru menyelaraskan. Karena mereka percaya bahwa setiap anak itu terlahir dengan fitrahnya masing-masing. Beda anak, beda cetakan, ya beda kelebihan dan kekurangannya juga.

Sama kayak kalian, sebelumnya aku juga sama sekali nggak paham soal sekolah dengan style beginian. Aku nggak bisa bener-bener ngebayangin apa yang bakal aku lakukan di sekolah semacam ini selama dua tahun ke depan. Sampai aku lulus dan dapet ijazah. Well, pada awalnya aku juga nggak se-excited itu buat nyoba homskul. Tapi setelah liat beberapa anak temennya ortu yang sumpah-keren-banget-gila dari segi prestasi, skill, agama dan sosialnya di usia-usia remaja mereka, dan begitu tahu bahwa ternyata mereka itu adalah anak-anak homeschooling, mata aku mulai terbuka. Dan aku percaya, bahwa suatu hari nanti aku juga bisa sehebat mereka.

Kalo waktu itu ada orang yang nanya alesan kenapa aku lebih milih buat homeschooling padahal masih ada banyak pilihan jenjang SMA yang bagus di Kota Bandung, aku selalu jawab kalo itu emang udah pilihan aku dan orangtuaku. Aku memutuskan untuk ngambil pilihan ini karena aku emang ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Aku memang menginginkan pengalaman yang lain, yang beda lah pokoknya. Merasa agak bosan dengan siklus sekolah yang gitu-gitu aja, perlunya fleksibilitas waktu dalam belajar dan berkreasi, serta merasa kurang adanya keefektifan sekolah formal pada saat itu, mungkin menjadi beberapa alasan mengapa aku memilih untuk masuk ke Hayat School pada tahun kedua.

Dan, ya. Nggak ngulang atau apa. Aku tetep jadi anak kelas 11 seperti sebagaimana mestinya. Bukan akselerasi, ya!

Selama 2 tahun sekolah di Hayat School, aku dapet banyak banget pelajaran dan pengalaman hidup yang aku yakin nggak bakal mungkin aku dapetin di SMA formal mana pun. Bukannya mau ngebandingin ya, wkwk. Setiap sekolah emang pasti punya positif negatifnya. Plusnya di sini, aku bisa maksimalin waktu yang aku punya untuk terus mengembangkan hal-hal yang aku minati. Aku merasa jadi lebih percaya diri dan jadi lebih 'dewasa' baik dari segi pemikiran, sikap, dan mental melalui serentetan program edan khas yang udah mereka berikan. Aku jadi punya banyak sudut pandang baru dalam kehidupan. Minusnya, aku banyak ketinggalan soal akademik. Terus, aku nggak bisa ngerasain hal-hal klasik yang biasa dirasain oleh anak SMA seumuran aku.😅 Punya banyak temen dari berbagai kelas dan bikin geng, misalnya. Aku juga nggak tahu gimana rasanya seru-seruan di PORAK, ngospek adik kelas, dimarahin guru, upacara bendera setiap senin, ngantin bareng, nyontek-nyontekkan, atau bahkan.. ehm, bucin-bucinan. :')


But, jangan pikir karena aku homeschooling dan sekolahnya relatif fleksibel, aku nggak pernah sibuk atau pun stress. Kalo kalian bepikir kayak gitu, kalian SALAH BESAR. Mungkin emang ada temen homeschooling kalian yang nyantai-nyantai aja dan malah lebih mirip pengangguran. Tapi lagi lagi maaf, aku berbeda.
 

Aku juga sibuk! Aku juga stres! Aku juga pernah lelah dan muak dengan semuanya. Banyak tugas, banyak deadline, sama aja kayak kalian. Bedanya, tugas aku nggak dikasihin per hari kayak PR-PR yang kalian dapet dari sekolah. Tugas, atau biasa kami sebut dengan project, biasanya selalu ditumpuk di akhir semester. Beda mata pelajaran, beda project juga. Tergantung fasilitator (guru) nya, mau ngasih project semester apa nggak. Dan biasanya, project semesteran ini nggak ada yang sederhana. Minimal makalah sama presentasi wajib. Pasti nggak akan ada yang semudah dan sesimpel itu. Makanya, ngerjain satu project aja bisa sampe dicicil berbulan-bulan. Dan jatohnya? Auto jadi tugas harian deh. Homeschooling sih homeschooling. Tapi, sibuk bgt nggak tuh :)

Ini beberapa tugas sekolah yang aku dapet selama 2 tahun ke belakang:

1. Bikin komik digital dan di-upload di webtoon challenge. (Klik di sini kalo mau baca)
2. Bikin kumpulan cerpen, dibukuin.
3. Bikin 1 buah karya novel
4. Bikin video klip & short movie.
5. Buka kursusan dan jadi guru kursus asli.
6. Magang, magang, magang.
7. Laporan, laporan, laporan.
8. Makalah, makalah, makalah.
9. Presentasi, presentasi, presentasi.
10. Mendirikan komunitas sendiri & wajib di-launching (harus bikin sosmednya, merchandise nya, konten, rekrut member, dll.)

11. Dipaksa nabung 2,5 juta dalam 1 semester untuk study tour ke luar negeri.
12. Jadi EO berkali-kali.
13. Masih banyak lagi pokoknya kalo mau dicantumin satu-satu mah yakin gak akan beres.

Iya. Ada kalanya kepala aku juga serasa mau meledak. Bahkan, meski pun pas ketemu orang keliatannya baik-baik aja, ada saat di mana aku juga merasa capek dengan semuanya dan mogok ngapa-ngapain selama seharian. Ada saat di mana aku nangis sekuat-kuatnya karena ngerasa diri aku itu kurang A sampai Z. Ada titik lelah. Ada titik jatuh. Ada titik jenuh. Tapi setelah semua itu, aku harus buru-buru menemukan titik bangkitnya dan segera berdiri lagi. Kenapa? Because the show must go on. Kehidupan tetap harus terus berlanjut, dan waktu nggak bisa di-pause hanya untuk menunggu hati kita yang retak untuk pulih. Bangkitlah, dan pulihkan sendiri.





And, yeah. Finally, here we come. Tiga tahun ternyata nggak selama itu. Waktu bergulir begitu sangat cepat dan tibalah saatnya aku harus memilih anak tangga selanjutnya untuk dipijak. Yup! Mempersiapkan ujian nasional dan menentukan kuliah. Go! Go!

Hanya tinggal beberapa bulan lagi menuju ujian sekolah dan ujian nasional, sedangkan aku bener-bener baru mengumpulkan niat untuk belajar. Ya selama 2 tahun ini aku belajar sih sedikit sedikit, tapi nggak seintens dan seserius anak-anak di sekolah formal. Padahal sebelumnya ada banyak banget waktu, tapi aku selalu nunda-nunda dan nganggap enteng semuanya. Jadi aja kan keteteran sendiri. Jangan dicontoh ya guys😂😂

Walaupun notabenenya aku adalah anak homeschooling yang porsi belajar akademiknya nggak sebanyak anak-anak di sekolah formal, aku juga nggak ingin dong kalo pas ngerjain ujian nanti sampai pasrah dan asal-asalan. Aku yakin aku bisa nyetarain diri dan ngejar mereka-mereka yang emang udah belajar jauh-jauh hari dari kelas 10. Aku beranggapan asal ada kemauan, pasti akan selalu ada 1001 jalan yang terbuka untuk kita.

So, aku mulai take actions di akhir-akhir. Aku beli buku paket UN, aku nonton video-video penjelasan soal di Youtube sebagai pengganti drakor, hehe.✌ Aku juga mulai minta tambahan pelajaran sama fasilitator di sekolah. Tapi ya, kalian tahu sendiri, kan:( Sedari awal visi dan misi sekolah aku bukan untuk mencetak siswa-siswi yang unggul di bidang akademik. Jadi, jujur aja, bagiku pelajaran yang disampaikan di sekolah itu sama sekali nggak cukup untuk bisa mengejar ketertinggalanku selama ini. Bahkan itu sama sekali bukan hal yang mudah.. kebayang nggak sih? Aku harus bisa menguasai seluruh materi kelas 10, 11, 12 dari tujuh macam mata pelajaran berbeda hanya dalam waktu 4 bulanan. Bayangkan, coba bayangkan!😭😭😭

Oleh karena itu, aku perlu lebih banyak asupan. Aku butuh sesuatu yang lebih intens dari ini. Aku nggak bisa ngelakuin ini sendiri.. Aku butuh pembimbing profesional, lingkungan yang mendukung, dan teman-teman yang ambisius belajar. Secara, temen-temen yang mau UN Paket C di kelas homeschooling-ku cuma ada kami bertiga (asli!) dan aku bukan tipe orang yang segampang itu kebawa semangat kalau jumlah muridnya cuma sedikit.

So, aku butuh semacam bimbel.

 

[MY 'NGAMBIS' DAYS]

Bagaikan Surat Perintah Sebelas Maret yang jadi tonggak awal berdirinya Orde Baru, keputusanku untuk mendaftarkan diri ke BKB Nurul Fikri, bimbingan belajar paling mantappu jiwa sejagad raya ini, juga menjadi titik balik segalanya. Bener-bener nggak pernah disangka-sangka kalau ternyata pagi hari yang biasa di bulan November itu secara nggak langsung bisa menjadikan aku seorang Saybah yang sekarang ini.. jadi terharu ih, wkwk maafkan.😂😂

Jujur aja, ini adalah pertama kalinya aku ambil kelas bimbingan belajar selama 18 tahun hidup di bumi. Dari SD sampe SMP, aku nggak pernah ikutan yang namanya bimbel atau les apa pun semacamnya. Kenapa? Karena selama bersekolah di sekolah formal, aku merasa kebutuhan akademikku udah cukup terpenuhi, hehe. Mereka juga punya yang namanya kelas pemantapan kan, di akhir-akhir. Terus kenapa kok tahun ini aku ambil bimbelan? Jawabannya ya jelas cuma satu teman-teman :) Situasi dan kondisinya sekarang beda. Anggaplah aku lagi kritis dan harus segera ditindaklanjuti. Karena ini udah urgent banget, aku butuh pertolongan darurat. Aku merasa nggak sanggup, kalo harus merangkak sendirian.

Eitss! Tapi ceritanya nggak semulus itu, guys. Jalan lurus juga ada polisi tidurnya kan. 

Awalnya aku bimbang banget mau ambil bimbel apa nggak. Soalnya kebanyakan bimbelan tuh, mereka nggak punya kelas persiapan khusus UN untuk kelas 12 karena emang bisa dibilang hampir nggak ada peminatnya.

Ya iyalah, bambwankk:( Rata-rata semua anak kelas 12 itu pasti ngambil bimbel ya buat persiapan dia SBMPTN. Bukannya fokus ke UN lagi! Secara, mereka juga kan udah belajar di sekolah. Bagi mereka, UN sama sekali bukan kendala yang harus seserius itu diperjuangin. Tapi ya enak, SMA biasa UN 4 mapel doang selesai. Paket C dong, wajib tujuh mapel.😭😭💔

UN mah nggak penting, yang penting itu UTBK! Bodo amat lu UN mau jeblok, asal UTBK jangan. kata mereka waktu itu, berusaha mencuci otak orang-orang seperti aku.

Sedangkan aku, udah dibilangin aku beda!:( Aku ini 180 derajat berkebalikan sama otak-otak mereka. Pola pikir aku waktu itu masih UN, UN, UN dan UN. Nggak tahu gimana pokoknya nilai UN harus bagus! Kenapa? Karena kalo mau daftar kuliah ke luar negeri, yang dilihat itu pasti nilai rata-rata UN nya. Mereka nggak butuh yang namanya nilai UTBK atau SBMPTN. Nah, karena dari awal aku emang nggak minat buat masuk PTN, jadi aku pikir buat apa aku harus ikut bimbel SBMPTN dan mati-matian ngerjain UTBK?

:)



 Tapi suatu hari ada yang bilang.



SBMPTN itu soalnya lebih susah, lho. Kalo kamu aja bisa ngerjain soal-soal SBMPTN, apalagi UN. kata Pak Faishal, staff yang jaga meja depan di bimbelan, waktu aku bilang alesannya kenapa ingin bimbel. Kedengerannya mungkin simpel ya, tapi kata-kata itu justru sukses meruntuhkan dinding pembatas yang seakan aku buat sendiri, memutar balik stir dan menata ulang seluruh hasrat dan tujuan yang sudah aku susun selama bertahun-tahun.

Iya juga, ya. Kalau misalkan aku belajar dan ikutan ngambis bareng buat belajar SBMPTN, UN pasti bakal bisa lebih mudah ngerjainnya.

Ibaratnya gini. Kita punya target nabung nih, 1,5 juta buat beli HP. Ternyata, karena usaha lebih, kita bisa ngehasilin sampai 2 juta dalam rentang waktu itu. Otomatis HP yang kita pengen pasti kebeli, kan? Di samping itu, kita juga masih bisa saving sisa 500 ribu lagi yang merupakan bonus kelebihannya. Dan sejak hari itu, aku paham. Ternyata belajar juga sama.

Selagi masih ada waktu dan kesempatan untuk mendapatkan ilmu sebanyak, sejauh, sedalam, setinggi mungkin, kenapa harus dibatasi dan hanya terpatok pada targetan? Kalau memang bisa lebih dari itu, kalau memang bisa melesat jauh dan melampaui batas, ya kenapa nggak?

Lalu, pada satu hari yang mendung di bulan Februari, aku narik napas panjang dan buang keras-keras. Aku berucap janji pada diriku sendiri di depan cermin. Tanpa rasa takut. Tanpa keragu-raguan. Oke! Nggak ada salahnya mencoba. Mulai sekarang aku akan belajar sungguh-sungguh. Aku akan ikut UTBK tahun ini dan LOLOS ke PTN.” 

Iya, awalnya emang cuma iseng dan coba-coba. Coba-coba buat belajar materi dan soal SBMPTN, coba-coba buat ikutan ngambis dan mengikuti alur sampai akhirnya ngerasa ketagihan dan malah berambisi kuat buat masuk PTN, malah lebih ambis dari yang lain.

Dasar plin plan. Dasar labil. Dasar aku :)

Awal-awal bimbel sebenernya adalah masa-masa tersulit bagi aku. Ya gimana nggak? Tiap bahas pelajaran, mereka (anak-anak kelas 12 yang lain) cuma review. Mereka cuma ngulang-ngulang dikit pelajaran yang udah dipelajari dari kelas 10, 11, sampai 12. Sedangkan bagi aku, semua materi yang dijelasin sama pengajar itu adalah baru :) Baru pertama kali liat, baru pertama kali denger, baru pertama kali tahu. Aku minder banget karena aku ngerasa kalo aku udah jauh jauh jauh tertinggal dan aku nggak ngerti apa-apa sama sekali. Berasa jadi manusia purba nyasar di Jakarta, tahu nggak :((

Februari, Maret, April, dan Mei 2019 adalah bulan-bulan paling penuh ambisi yang pernah aku rasakan sepanjang hidup. Dan jadi bulan-bulan terbaik di tahun ini. Aku bukan tipe anak yang rajin banget atau pun termasuk golongan anak-anak berotak encer kayak si dia, hehe. Justru aku anaknya malesan, moody parah, dan nggak mudah buat keluar dari zona nyaman. Aku cuma bakal belajar kalo emang lagi ingin aja, dan lebih seringnya sih nggak ingin. Nah itu sebenernya yang jadi masalah, wkwk.

Jadi, kalo ditanya selama ini aku belajarnya kayak gimana, jawabannya ya.. biasa aja. Nggak semati-matian itu. Nggak segila-gilaan itu. Normal aja. Seambis-ambisnya aku, kayaknya ada ribuan anak di luar sana yang masih lebih ambis lagi.😅

Aku sadar gaya belajar aku bukan individual. Makanya aku lebih pilih bimbel reguler dari pada private class. Jadi kalo barengan sama temen, biasanya aku lebih semangat dan termotivasi dibandingkan dengan belajar sendirian di kamar. Bosen soalnya, ujung-ujungnya pasti ketiduran. Hehe. Kalo barengan, kita bisa kejar-kejaran. Ada temen yang jadi patokan dan ingin kita lampaui. Aku lebih suka kalo ada temen yang bisa diajak diskusi gitu. Jadinya kami bisa saling ngajarin kalo ada yang nggak ngerti atau apa. Meskipun ujung-ujungnya bakalan adu pendapat dan malah debat panjang, ya nggak apa-apa wkwk. Justru suasananya jadi lebih hidup dan kami bisa jadi lebih akrab satu sama lain.

Nggak kerasa, seiring waktu berjalan (dan aku menghabiskan hampir seluruh waktuku nongkrong di tempat bimbel selama 4 bulan), satu per satu ujian pun terlewati. USBN yang awalnya malesin banget karena pelajarannya banyak, akhirnya beres juga. Ujian Nasional alias UNBK yang dulu sempet bener-bener aku cemasin sampe ke ubun-ubun, akhirnya terlewati begitu saja meski pun ternyata soalnya nggak semudah yang orang-orang bilang. UTBK udah di depan mata, saatnya untuk mengencangkan sabuk pengaman dan menambah kecepatan.


Namun lagi-lagi aku kembali dilema.

Singkat cerita aku nggak lolos seleksi beasiswa ke luar negeri yang aku apply dari bulan Februari. Emang nggak ada kabar lolos enggaknya, tapi sampai sekarang juga nggak ada pemberitahuan dan e-mail apa pun yang masuk. :( Jadi ya bisa disimpulkan, bahwa rezeki aku memang bukan di situ. Aku yakin Allah pasti udah punya skenario lain yang lebih indah buat aku. Dan walaupun kenyataannya aku nggak lolos, ternyata orangtuaku tetep ingin aku kuliah di luar.

"Sekalipun harus pake jalur mandiri, ya mandiri aja." kata mereka. Pokoknya aku bener-bener diharepin banget deh buat kuliah di luar sampe aku bener-bener di-support dan dibantuin nyari info kesana kemari segala macem. Di situ aku bingung, bingung banget. Antara harus sungguh-sungguh buat ngejar PTN, atau kembali ke rencana awal untuk melupakan UTBK. Karena sekarang udah bukan lagi anaknya yang ngebet, tapi orangtuanya. Dan tugas anak yang soleh adalah patuh sama orangtuanya. 😂

Di satu sisi, aku masih ingin kuliah di luar negeri. Tapi di sisi lain, aku menyadari bahwa semakin hari hatiku sudah semakin berubah. Aku merasa jadi lebih ingin kuliah di PTN kayak temen-temen yang lain. Aku sadar aku nggak lagi terlalu berkeinginan kuat untuk kuliah di luar negeri. Karena selain emang prosesnya ribet, pemandangan yang beberapa bulan ini aku lihat hanyalah wajah anak-anak yang begitu ambis untuk rebut-rebutan ranking di tiap Try Out demi lolos ke PTN idaman. Bukannya aku downgrade atau mengingkari impianku sendiri, ya. Jujur aja, tanpa disadari aku udah telanjur menikmati semua proses dan jerih payah ini. Aku ngerasa, sekarang aku adalah utuh bagian dari mereka. Para pejuang PTN.

Bisa dibilang kami udah berjuang dan nguras keringet air mata bareng-bareng, udah mengerahkan seluruh kemampuan dan kehokian masing-masing di entah berapa banyak TO dan latihan soal yang tiap ngerjain bawaannya pengen ngeluh terus itu. Secara nggak langsung, itu artinya aku juga harus menyelesaikan misi ini sampai ke tahap UTBK dan lulus PTN bareng-bareng mereka juga, dong? Jangan tanggung-tanggung dalam memperjuangkan sesuatu. Berpikirlah seakan-akan itu adalah hal yang paling kamu inginkan dalam hidup.

Kebimbangan ini memang masih ada sampai bulan Juni, bahkan sampai beberapa hari pendaftaran SBMPTN, tapi aku tetep fokus sama proses. Aku nggak mau pilihan-pilihan kuliah lain yang nggak pasti (kayak ke luar negeri) jadi ngeganggu fokus aku sama proses belajar dan UTBK. Walaupun sebenernya... aku sempet goyah. Aku pernah nggak sesemangat itu untuk belajar karena menyadari bahwa ada kemungkinan aku nggak jadi ikutan SBMPTN untuk selamanya.

Di satu sisi aku ngerasa sayang udah belajar mati-matian dan berjuang sejauh ini, tapi masa ujung-ujungnya nggak ikutan UTBK? Di sisi lain, aku juga ngerasa kalo ujung-ujungnya emang nggak butuh UTBK, kenapa aku harus mempersiapkan UTBK dan SBMPTN seserius ini? Aku pernah se-negative thinking itu, guys, mikirin gimana nasib aku kalo ternyata udah nolak planning ke luar negeri dan tetep milih untuk merjuangin SBMPTN, tapi ternyata pas pengumuman aku nggak lolos.

Dan di saat-saat galau kayak gitu, Ayah aku bilang, "Kita nggak tahu apa yang akan terjadi besok." Kita nggak akan tahu pada akhirnya kita akan kuliah di mana, atau mungkin nggak sama sekali. Karena itu, perjuangin apa yang udah kita mulai ini dengan sungguh-sungguh. Utamakan istiqomah dan ketekunan. Karena sekali lagi, kita nggak tahu apa yang akan terjadi besok.

"Setelah merasa sudah maksimal dalam berusaha, satu-satunya jalan adalah berdoa."

Bener, sekeras apa pun kita udah berusaha, ujung-ujungnya ya bakal ke Allah lagi. Guys, jangan lupa bahwa takdir terbaik kita ada di tangan-Nya! Ketika kita ingin mewujudkan sebuah harapan, kita perlu meminta dengan sungguh-sungguh agar harapan dan mimpi kita ini dapat dipertemukan dengan takdir-Nya. Dan tolong, imbangi dengan usaha yang setimpal. Bisa bedain kan mana yang mau aja sama mana yang bener-bener mau banget nget nget? :)

Well, pada akhirnya, setelah bertempur habis-habisan di UTBK gelombang satu dan mendapat luka di gelombang kedua, setelah bergelut dengan bermacam-macam kisah kehidupan remaja yang begitu kompleks dan menguras emosi, tibalah saatnya pendaftaran SBMPTN di bulan Juni yang ditunggu-tunggu.

Aku seneng karena aku udah nggak ragu sama sekali soal milih jurusan dll. Karena ada NF sama Eduka yang udah banyak bantu, yeaay!💕 BKB  Nurul Fikri bertanggung jawab untuk ngebantu semua siswanya dengan rekomendasi jurusan dari mereka yang alhamdulillah akurat. Belum lagi ada rasionalisasi nilai dari Eduka yang bisa dijadikan acuan.

Kalo sebelum itu ada yang nanya aku mau lanjut kuliah ke mana, sedari awal sebenernya pilihan aku cuma satu: DKV UPI. Udah. Titik. Nggak bisa diganggu gugat.

Tapi itu terlalu rendah. Kamu nggak ingin nyoba yang lebih tinggi, gitu?
Kenapa nggak ambil FSRD ITB sekalian, sih?
Coba ke FSRD aja dulu, siapa tahu masuk.
Ke ITB aja lah lebih bagus. DKV UPI kan masih baru.”

Iya, iya, aku tahu FSRD ITB bagus. :) Siapa sih yang nggak mau masuk ITB?😂 Bukannya apa-apa, tapi waktu itu aku lagi minder sebanget-bangetnya. Aku sadar dengan potensi belajar dan kemampuan gambar aku yang cuma segini masa sih bisa masuk FSRD ITB? Waktu itu aku bener-bener nggak punya kepercayaan diri sama sekali buat daftar ke univ dan jurusan yang terlalu tinggi, ya semua orang juga punya ketakutan yang sama lah ya. Takut tereliminasi atau apa. Padahal kalo kalian scroll ke atas aku pernah bilang, kalo mimpi itu jangan takut ketinggian. Haha dasar cewek labil. :(

Berkat dukungan sobat-sobat semua, akhirnya aku ngambil FSRD ITB jadi pilihan 1. DKV UPI untuk pilihan 2.
 

Tapi tepat satu hari sebelum daftar SBMPTN, aku jadi ragu lagi buat ngambil FSRD ITB karena beberapa pertimbangan baru yang lumayan penting untuk dipertimbangkan.



Sampai pada suatu hari, ada salah seorang temen deket banget yang bilang gini, sebut saja si R.

Say, denger ya. Aku yakin kamu kalo ke DKV UPI mah udah red carpet. Untuk SBMPTN nanti, masukin aja FSRD jadi pilihan 1 nya. Emang persaingannya nggak main-main, tapi kamu nggak akan pernah tahu sejauh mana kamu bisa tembus kalau kamu nggak nyoba.

:')

Kamu nggak akan pernah tahu sejauh mana kamu bisa tembus kalau kamu nggak nyoba.

Padahal dia ngomongnya pelan. Tapi suaranya terngiang-ngiang di kepala sampai seharian.

Di situ aku senyum aja, ketawa haha hehe padahal sebenernya ingin nangis. Jauh di lubuk hati, aku bersyukur karena di saat aku lagi goyah dan dilanda keragu-raguan kayak gini, masih ada seseorang yang terus men-support dan meyakinkan aku dengan pilihanku. Ada orang yang bisa membuat semangat dan kepercayaan diriku kembali utuh seperti sedia kala. Makasih banyak, ya! Big luv deh buat si R, hehe.

Dan alhamdulillah, aku nggak lolos ke FSRD ITB dan diloloskan di UPI. Karena mungkin Allah lebih tahu, kalo ini emang udah yang terbaik buat aku dan juga orang-orang di sekeliling aku. Allah tahu aku penuh keragu-raguan untuk masuk ke ITB, tapi begitu mantap memilih UPI. Terkadang Allah ngasih sesuatu ke kita itu bukan apa yang kita bener-bener inginkan, tapi apa yang kita bener-bener butuhkan. Dan In syaa Allah, ini yang terbaik. :)

Oke! Seperti yang udah kalian lihat, nggak ada yang namanya cara instan untuk menggapai cita-cita. Semua itu butuh proses. Di balik sebuah mimpi yang terwujud, akan selalu ada masa-masa sulit dan menyedihkan. Pasti akan ada banyak waktu yang tersita, energi yang terkuras, dan air mata yang nggak lagi tertahankan. Belum lagi kebingungan keresahan yang melanda dan juga perasaan gundah yang bikin kita selalu ngeluhin hal yang sama berulang-ulang. Aku lelah. Aku lelah. Aku lelah. 

IYA. AKU TAHU KITA SEMUA LELAH. Tapi percaya deh, hasil nggak akan pernah mengkhianati usaha. Ketika ekspektasi hasil yang didapat sekarang belum sesuai dengan kenyataan, artinya ini belum sepenuhnya berakhir. Artinya perjuangan kita masih dibutuhkan! Percayalah, bahwa ada buah yang lebih segar dan manis yang siap menunggu untuk dipanen. Sabar aja, mungkin bagi beberapa orang kata sekarang emang belum saatnya. :)

Dear kalian yang udah baik banget mau baca sampai sini, aku mohon jangan pernah berhenti berproses. Jangan pernah menyerah mengirimkan doa-doa tulusmu ke atas langit. Allah itu Maha Pengabul. Dia pasti read, kok. Luruskan niat, mantapkan jiwa, maksimalkan usaha, dan ketika semua itu sudah dilakukan, pasrahkan semuanya kepada Sang Pemilik.

Oh iya, satu lagi! Jangan lupa untuk menghargai dirimu sendiri, ya. Jadikan itu adalah kamu, yang jadi inspirasimu sendiri.[]


---------- THANKS TO SESSION💗





Aku mau bilang terima kasih banyak buat keluarga keduaku di PPLS IPS dan RONIN + staff + pengajar NF Ujungberung Bandung. Aku nggak tahu gimana kabar aku sekarang kalo ternyata pada hari itu aku memutuskan untuk nggak jadi daftar atau lebih memilih tempat bimbel yang lain.😢 Makasih banyak ya karena udah jadi partner ngambis bareng yang paling berkesan! Aku dari dulu ingin banget ngerasain belajar klasik di bangku kelas dan punya banyak temen kayak di SMA formal. Alamdulillah, mimpi aku udah tercapai gara-gara kalian :)

Oh, ya. Makasih banyak karena udah berbagi ilmu, pengalaman, makanan, sampai berbagi perasaan. Aku mau minta maaf juga kalo selama kalian kenal aku, belum bisa jadi teman dan rival yang baik, wkwkwk.😂 Walaupun keberadaan kalian bisa dibilang singkat, semua momen kebersamaan kita sudah aku simpan baik-baik kok di dalam memori.

Sukses dan kompak terus ya, semuanya! Suatu hari nanti kita pasti akan saling butuh. Pernah memiliki kalian dalam hidup, itu sudah lebih dari cukup.💕💕

And ily 3000💞


Nah, berikutnya, aku juga mau mengucapkan terima kasih banyak buat Eduka Team. Meski pun nggak dari awal banget, tapi aku selalu ngikutin Try Out kalian sampai yang paling akhir, lho. Aku seneng sama efek sampingnya Eduka yang muncul setiap kali selesai TO: Aku selalu jadi lebih ambis.😂😂 Menurutku, nggak ada Try Out UTBK yang paling efektif dan paling mendekati selain TO NF dan Eduka. Sekali lagi, makasih banyak ya abang-abang ganteng! Aku harap ke depannya Eduka juga bisa makin canggih dan bisa membantu temen-temen yang lain untuk mewujudkan harapan-harapan besar mereka. SENDING MY BIG HUG TO YOU! {}


Last but not least, big thanks juga buat fasil-fasil di Hayat dan GANG SENGGOL GENKS!!! Teman-teman seperjuanganQ di Hayat School yang juga punya keberanian besar untuk ngambil risiko yang sama. Meskipun jumlah kita nggak banyak, aku tahu kita punya value yang tinggi. Karena memang bukan tentang kuantitas, tapi kualitas.
 
Pasukan jas tosca kebanggaanQ :*




Kita adalah orang-orang yang emang udah paling ngertiin satu sama lain, sama pait sama manis selama dua tahun ini. Seneng susah bareng-bareng, jatuh bangkit sama sama :') Walaupun usia kita bervariasi, nggak pernah ada yang namanya dinding senioritas. Nggak ada yang namanya harus selalu benar karena lebih tua atau harus selalu ngikut ngikut karena lebih muda. EVEN SOMETIMES, WE ACT LIKE MORE THAN A SIBLINGS. Nggak ada yang bisa ngalahin solidaritas dan kekompakan kita, genks. Pokoknya untuk segala dukungan, hujatan, memori indah, waktu-waktu berantem, saat-saat kita menggila bareng, untuk semuanya! MAKASIH BANYAK YA SEYENG-SEYENG!! Katakanlah aku emang gak punya temen-temen SMA yang bejibun dan kakel dekel yang manis manis, tapi aku punya kalian! And it's more than temen SMA yang bejibun dan kakel dekel yang manis manis :)

"Sekali Gang Senggol tetap Gang Senggol." Kita geng paling hebat sedunia! LUV U GUYS 😎😎💗💗


 


And.. lastly, thanks to you! 

Kamu. Iya, kamu.💕 Makasih banyak ya udah luangin waktu berabad-abad buat baca sampai sini. Mohon maaf kalo ceritanya gaje atau gimana:( Aku nggak tahu siapa aja yang mungkin baca tulisan ini, tapi ya aku berharap semoga kisahku kali ini bisa sedikit menginspirasi dan memberikan sepercik semangat ke dalam kehidupan kamu kamu sekalian.

Kalau kalian suka, mau kirim masukan atau saran, nggak usah sungkan ya buat nyatain itu di kolom komentar! Kalian juga bisa DM aku di @nizzatasay untuk curhat dan private chat. Aku malah seneng kok bisa berbagi dan dibagi, hehehe. Dan kalau kalian merasa tulisan ini cukup bermanfaat, boleh banget ya di-share ke social media mana pun supaya temen-temen yang lainnya bisa ikutan baca.😄😄

Sekali lagi, terima kasih buat semuanya. Terima kasih karena udah luangin waktu kalian yang sibuk buat baca. Terima kasih karena udah yakin dan percaya bahwa ternyata nggak cuma anak SMA formal doang, tapi anak homeschooling juga bisa banget kok, tembus PTN!!

See u in the next post! Don't forget to write the comment below, then share this to all of your friends. Bye bye. :))

Comments

  1. waah keren! mampir ke blog ku jg yaa sis shabrinanada.blogspot.com hihi ayo smsm saling support!

    ReplyDelete
  2. 😭😭😭😭😭❤❤❤❤❤

    ReplyDelete
  3. Mantap.. Kita senasib.. Semoga suatu saat nanti mimpi kita bisa terwujud yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaamiin.. semangat ya, teman seperjuangan!

      Delete
  4. Aisshhhh keren bgt sayyyy. Sukses selalu yaa ❤️❤️❤️

    ReplyDelete
  5. BarakaAallahufiik..mudah2an sukses teruus bisa menginpirasi adik2 yg ada di 'HAYAT school'..ikutan banggaaa jg sy sbg keluarga hayaat

    ReplyDelete
  6. Masyaallah. Beneran bagus niih, semoga dapat mengispirasi lagi. Sukses selaluuu 👍👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah deh kalo bisa menginspirasi^^ Sukses juga yaa!

      Delete
  7. Terharu dan bangga banget punya temen kaya giniii😘😘

    ReplyDelete
  8. weiw, awas kalo nggak mampir hayat lag

    ReplyDelete
  9. Waaaaaa bisa tembus
    Tetap semangat yah!
    Dan aku cape bacanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Vidi juga semangat ya! Salam satu kampus ;)

      Delete
    2. Smangat dan slamat ya buat vidi sama saybah semoga semua cita cita nya bisa di capai dan datang pada waktu yang indah

      Btw bisa nebak ga ini siapa?��

      Delete
    3. Aamiin! Makasih yaa hehe :) Pengajar NF Uber nih pasti. Pa Arfan ya jangan jangan(?)

      Delete
  10. Kereeennnn
    Bacanya sampe ngos ngosan saking asyiknya

    Bisa jadi buku ini mah...
    Ayuk ah jadiin buku ya....

    Bangga padamu Say

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe, boleh jugaa :D Terima kasih, Bu!

      Delete
  11. Alhamdulillah,.. Turut berbahagia dan bangga sebagai keluarga besar hayat,. Tulisannya kereeen,.. Aseli,. Tidak membosankan dan banyak inspirasi dan motivasi,.. Insyaalloh tulisan dan pengalamannya menginspirasi dan memotivasi terutama adik2 di hayat, ..mdh2n Alloh SWT memudahkan,melancarkan dan mensukseskan serta meridhoi perjuangan kuliahnya dan cita2nya

    ReplyDelete
  12. Alhamdulillah ikut seneng baca ceritanya, aku sebagai kakak merasa termotivasi sm si adik imut nan menggemaskan ini. Lanjutkan mimpi -mimpinya yaaa Say.... karna bagaimanapun perjalanan hidup kamu dimasa depan bergantung dari diri kamu sendiri, pilihan kamu saat ini mungkin yang terbaik buat kamu. Semangat terus ya Say dengan mimpinya yang luarbiasa itu �� jangan pernah patah semangat dengan omongan orang yang menjatuhkan, terus berdoa. Semoga segala sesuatunya Allah lancarkan, kabulkan,dan dipermudah aaamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huaaa makasih banyak ya mbaa! Aamiin.. Terharu akuu :')

      Delete
  13. Satu yg bisa kusimpulin dari tulisan ini. You're totally cool!! Maksudnya, sometimes yg udh menginjak kls 12 masih bingung dgn passionnya dan jadinya galau mau kuliah kemana, mau pilih jurusan apa. Tpi kamu bener2 udah tau dgn mantap potensi kamu di mana, impian masa depannya apa, lalu terus nyari jalan buat menggapai itu. Menurutku itu keren sih. Alhamdulillahnya lgi orang2 di sekitar kamu supportive bgt. Ga sedikit yg terpaksa ngubur passionnya krn org sekitarnya mikir realistis, 'mending masuk ke jurusan yg mudah cari kerja'. Semangat terus mengejar mimpinya. Manfaatkan kesempatan belajar di kampus sebaik2nya dan buat bangga mereka yg nge-support kamu sampe hari ini dan seterusnya ^^ 화이팅! 할 수 있어요~

    ReplyDelete
  14. Eonnniiii~ Tersentuh bgt ih, hahaha. Bismillahirahmaanirrahiim semoga ini emang yg terbaik :) Eonni juga hwaiting! <3

    ReplyDelete
  15. Wagilaa sayy menginspirasi aku bangettt!!
    Aku tunggu blog kmu selanjutnya,semangatttt��

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Study at Mr. BOB Kampung Inggris Pare

Haaaaloooo gaessss!😀 Okay, to the point aja ya biar ga kelamaan, karena aku tau nunggu itu gaenak😢 Sekarang aku mau bagi-bagi informasi + cerita-cerita pengalaman pribadi aku sama kalian semuaa para readersku tersayang :') *lebay* tentang... *jengjengjengjeng...* PENGALAMAN BELAJAR BAHASA INGGRIS DI KAMPUNG INGGRIS PAREEE~!  Yuhuu~ *plokplokplok* *jingkrak-jingkrak*   Jadii, buat siapapun yang pengen ke Pare tapi bener-bener blank dan gapunya gambaran apapun tentang Pare kayak, "Pare tuh kayak gimana sih?" or "Aku harus bawa apa aja kesana?" or "Nanti aku tidur makan segala macemnya gimana?" Yeaaah kalian milih blog yang bener guys👍 Aku harap cerita dan ulasan dari aku ini bisa lumayan ngebantu dan ngasih gambaran ke kalian biar nggak blank banget karena aku bakal bahas dengan detaaaiiilll^^ So yupz, what are you waiting for? Check it out!   1. Lokasi Kampung Inggris Pare    Kampung Inggris a.k.a English Village Pare ini terlet...

CERITA CIHERASKU | First Time Ngasih Dot Susu Ke Anak Kambing!!

Halo~ Halo~ Udah seabad nih ya gak ngepost tulisan apa-apa. Blog ini udah bagaikan taman di kotaku aja, makin sini makin gersang, sepi, dan gak keurus. Ups keceplosan🙊 Ya udah sih ya, mau berapa kali pun aku minta maaf gegara kelamaan gak posting sampe sujud sujud di tanah juga gak bakalan ngefek gimana gimana kan ya . Ceilaaahh.. Udah kerasa belum sih aura-aura orang sibuknya?😎😎 Yup, tanpa banyak muqodimah #aseekk, langsung aja ke inti ceritanya. Kali ini bukan cerita motivasi, bukan tugas sekolah juga, tapi aku harap sih kalian bisa ngambil hikmahnya dari setiap tulisan yang aku ketik ini. Yakali udah baca sampe abis gak dapet apa-apa:( Rugi dong sayaaangg! Seenggaknya ada sesuatu yang bisa kalian petik dari serpihan diari ini gitu, ya seenggaknya kalian jadi tau kalo ternyata kambing juga ngedot atau apa kek. Yaudah ya, kepanjangan ini intronya. Langsung aja cuuusss, check this out! Jadi, dari tanggal 24 September - 5 Oktober 2018 kemarin itu emang jadwalnya program maga...

10 TIPS PDKT ALA ALA :)

Halo, semuanya!👋👋 Gak kerasa ya, satu semester sudah berlalu sejak terakhir kali aku posting tentang cerita SBMPTN 2019 ituu wkwkw ( kamu wajib baca di sini! ).Rasanya baru kemarin, serius deh. Kalo diinget-inget lagi, ternyata udah lebih dari satu tahun terlewati sejak pertama kali aku memasuki fase bimbel dan 'mulai serius belajar'-ku demi bisa jadi mahasiswa kayak sekarang /ngggg terharuuu/. Sumpah gak kerasa banget, rasanya kayak emang baru kemarin semua perjuangan ini dan itu aku lakukan, ujian sekolah, UN, try out ty out try out, UTBK gelombang satu gelombang dua, dan sekarang udah mau naik semester 2 aja kuliahnyaaa. Huhuhu secepat inikah waktu bergulir :') Dan akhirnya, setelah melewati masa-masa sulit dan adaptasi yang nggak gampang di dunia perkuliahan, setelah menyelesaikan banyak banget tugas kuliah dan ospek jurusan yang nggak ada matinya, aku bisa kembali menyapa kalian dan nulis lagi, guys! So, welcome back to my diary !😭💜💜 Aww seneng bgttt. B...

Ini Dia, 10 Tips Ngeblog Asyik Ala si Ibu Jerapah

Tepat seminggu yang lalu, Hayat School kedatangan seorang tamu istimewa, lho! Beliau adalah seorang blogger nasional yang sudah menjuarai berbagai kontes menulis dan juga menerbitkan beberapa buku karya sendiri. Beliau memang sudah tertarik dengan dunia tulis menulis dan mengasah potensi menulisnya sejak dini. Ya intinya, menulis telah menjadi hobi favorit sekaligus juga bagian dari hidupnya, wkwkwkwk. Lalu, siapakah dia? Tadaaa~! Kak Dessy namanya, lengkapnya Dessy Natalia. Sebuah nama yang cantik dan terkesan anggun, bukan? Yup! Kak Dessy yang lebih dikenal dengan blog usernamenya, Ibu Jerapah, memang tidak kalah cantik dengan namanya sendiri. Dalam sekali lihat, kalian mungkin akan berasumsi bahwa beliau adalah anak kuliahan. Dengan style -nya yang santai dan pembawaannya yang cheerful, kalian akan mengiranya begitu.   Kak Dessy (Belakang, 3 dari kanan) bersama para siswa upgrade Hayat School Eiits! Tapi jangan salah, ternyata Kak Dessy bukanlah seorang anak k...

Memahamimu, Baru Memahamiku

Apakah kamu pernah, berada di atas puncak kelelahan? Ketika kamu dihadapkan kepada sebuah masalah lalu semua orang menghilang entah ke mana, tak ada satu orang pun yang mempedulikan dan bisa memahamimu. Tidak ada yang memahami kesulitan serta perasaanmu. Tidak ada yang mengerti kamu. Lalu apa? Apakah kamu ingin mendaki sampai ke puncak Everest dan menjerit-jerit ke langit hingga tenggorokanmu sakit bahwa hidup ini tidak adil? Bukan seperti itu, kawan. Hanya saja, mari kembali bercermin. Menatap pantulan dirimu yang ada di sana, dan lihat, apakah ada satu riasan yang kurang sehingga membuatnya tak sempurna? Apakah ada sesuatu yang belum kamu lakukan terhadap orang lain sehingga kamu belum mendapatkan balasannya? Aku tahu bahwa kamu juga ingin pernak pernik kekinian seperti yang semua teman-temanmu miliki. Aku tahu bahwa kamu hanya ingin memenuhi isi lemarimu dengan baju-baju bagus dan bermerk seperti yang semua teman-temanmu lakukan. Memiliki semua yang keren, dan hidup sebagai anak...

Yuk, Simak 5 Kebiasaan Orang Korea yang Wajib Kita Tiru!

Annyeonghaseyo, readers !  Di postingan kali ini, aku akan membahas lima budaya dan kebiasaan para oppa - eonni yang sering nongol di drama layar kaca itu loh~ Wuih, bakalan asyik nih, hehehe :D Karena aku juga termasuk seorang fangirl  yang lagi terjangkit virus Hallyu , mohon dimaklumi ya, kalau tiba-tiba artikelnya jadi agak ngidol atau gimana :v Ok, what are you waiting for? let ’ s check it out! Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa setiap negara pastilah mempunyai culture  atau budaya masing-masing yang berbeda-beda. Menurut pendapatku, budaya / kebiasaan itu sendiri terbagi menjadi 2 macam. Pertama adalah kebiasaan yang diwariskan turun temurun dari moyang-moyang terdahulu dan biasanya itu bersifat kebudayaan murni. Kemudian yang kedua yaitu budaya yang tercipta dikarenakan faktor zaman & teknologi yang semakin sini semakin berkembang. Sebagai contoh, kehadiran smart phone di muka bumi ini memberikan dampak budaya & perubahan yang sangat besa...

Contoh Resensi Buku: Hazu Academy (2009)

Hello! Hari ini aku mau bagi-bagi info, yaa siapa tahu aja kan ada yang lagi dapet tugas Bahasa Indonesia disuruh bikin resensi buku? Siapa tahu bisa bantu gitu kaann dikit-dikit :') Sebenernya ini juga tugas dari Literature Club di sekolah sih wkwk. Buku yang aku bahas juga buku jadul, jamannya masih suka borong KKPK waktu kelas 3 SD gitu :v Okay, just check it out! Source: www.google.com Resensi Buku - Judul Buku: Hazu Academy - Pengarang: Sarah Aulia Muntaza - Penerbit: DAR! Mizan - Tahun Terbit: 2009 - Jumlah halaman: 163 halaman (Identifikasi Buku) - Genre: Fantasi - Tokoh: Nabuo Azake, Tatsuo Azake, Tsuyama Haragaka, Haruna Ikada, Erica Yuzuno, Zachary - Latar Tempat: Bumi, Hazu Academy - Latar Waktu: Masa kini - Latar suasana: menyenangkan, mengharukan, mendebarkan, mencekam - Alur: Maju - Sudut pandang: Orang ketiga (maha tahu) (Sinopsis) Nabuo dan Tatsuo Azake adalah saudara kembar yang secara diam-diam didaftarkan oleh ayah...

Jalan-Jalan Ke Museum Geologi Ala Hayatschooller

Museum Geologi? Hueeekk!😩 9,9 dari 10 rakyat Bandung akan dapat dipastikan mengalami gejala mual dan mood-down saking bosannya. Bagaimana tidak? Museum Geologi adalah museum paling populer, terdekat, dan terjangkau yang ada di Kota Bandung sejak aku masih dibedong hingga sekarang. Fosil dan dinosaurus adalah hal yang cukup menarik bagi anak-anak maupun orang dewasa sehingga tidak mungkin untuk dilewatkan. Lokasinya yang strategis, dekat dengan Gedung Sate (bangunan simbolis Jawa Barat) dan Masjid  PUSDAI Jawa Barat, menambah banyaknya pengunjung yang datang. Tepatnya museum ini terletak di Jl. Diponegoro no 57. Bahkan, hampir setiap hari ada bermacam-macam bus pariwisata dari berbagai daerah di Pulau Jawa terparkir di sepanjang museum. Benar, Museum Geologi Bandung sudah dianggap memuat informasi yang lengkap dalam menunjang kepentingan kegiatan belajar mengajar pada bidang IPS, khususnya sejarah dan geografi untuk pelajar setingkat SD-SMA. Namun tak dapat dipungkiri bagi mahas...

[1st WIN lagi!] Korean Drama Live Dubbing Competition (말하기) dan Apa Itu Homey Show 2019

Haloooooooooooooo, uhuk, uhuk, uhuk. Ehehehe. Ini tadi batuk asli pas lagi ngetik jadi auto type gitu, serius dah. Flu mulu nih dari Desember, belom sembuh-sembuh juga Ya Allah udah setaun dih. Hiks:( Wey, wey.. btw pakabs nih, udah lama banget ya kitaaaa... lost contact. Seabad ada kali ya. Di postingan kali ini aku bukannya mau pamer sertifikat /eh/ atau sombong sombongan etc karena kebetulan seminggu yang lalu aku emang baru banget menang semacam lomba gitu EHEHEHE. So, kali ini aku pengen sharing aja ke kalian semua tentang jenis perlombaan yang bisa dibilang cukup 'unik' ini dan tentunya aku juga bakal ceritain manis pahitnya perjuangan di balik gelar sang 'JUARA 1' wkwkwk. Ya wajarin aja kali ya kalo ternyata kalian di sini accidentally ngerasain happy vibes yang nyelip di setiap hurufnya ato apa HAHA karena ya saya juga kan manusia :( Saya pun berhak untuk merasa bahagia :) #tertusuq. Eh ada kembaran Q: Eh, eh, eh. Kalian nggak bingung kan pa...