Teruntuk Setiap Awal Baitnya - A Poetry

Teruntuk Setiap Awal Baitnya

oleh: Nusaybah  Izzata

Rindu itu,
Bukan sesuatu yang terukur oleh jarak, waktu, ataupun kecepatan.
Tidak ada rumus pasti untuk menghitung seberapa jauh kedalamannya.
Tidak ada teori dan hukum ilmiah yang bisa membuktikan seberapa kuat intensitasnya.
Justru terkadang, hadirnya bisa terselip di sela-sela menit dan detik tanpa banyak bicara.
Bahkan terkadang, jarak antara riang dan murung hanya tak sampai satu jengkal kecepatan cahaya.

Ibarat seuntai kata yang tak pernah semudah itu untuk dilisankan.
Ibarat setetes embun yang tak pernah bosan menempel di dedaunan.
Ibarat dua kutub magnet yang berbeda,
Terpisah oleh keadaan namun tak pernah mengeluh untuk terus menunggu dan mencari,
Hingga akhirnya dapat bersatu dan saling melengkapi.

Venesia ataukah Roma.
Sejauh apapun itu, aku yakin perasaan ini  akan tersampaikan.
Sinklinal ataukah antiklinal.
Securam apapun itu, aku tahu keinginan ini akan terhubungkan.

Angan-angan dan mimpi yang terbalut oleh kisah dan kejujuran.
Harapan dan cita-cita yang terlukis dalam memori dan keheningan.
Manifes ataupun laten,
Perasaan ini adalah tentang segalanya.

Namanya.
Itu namanya yang selalu menjadi judul dan gagasan utamanya.
Tujuh huruf tanpa satu pun T.
Tanpa U.
Tanpa J.
Juga tanpa satu pun H meski sekadar untuk jadi pemanis.
Hanya sepotong kata yang penuh apa dan siapa.
Kemudian dilanjut oleh bagaimana, kapan, dan di mana.

Kamu pikir dia akan meyadarinya?
Bahwa bagiku melihatnya adalah sebuah keharusan.
Bahwa bagiku bersamanya adalah keegoisan.
Dan merindukannya seperti ini,
Bagiku adalah sebuah pertanyaan abstrak yang butuh kepastian.
Butuh jawaban.

A sampai ke Z.
Apapun yang ingin kutorehkan adalah satu hal pasti yang tak terbatas ruang dan waktunya.
Z kembali ke A.
Apapun yang ingin kugumamkan hanyalah setiap awalan huruf tunggal pada setiap permulaan baitnya.
Padanya aku sudah terjatuh,
Dan ini sudah tak terbantahkan lagi.