Museum Geologi? Hueeekk!😩 9,9 dari 10 rakyat Bandung akan dapat dipastikan mengalami gejala mual dan mood-down saking bosannya. Bagaimana tidak? Museum Geologi adalah museum paling populer, terdekat, dan terjangkau yang ada di Kota Bandung sejak aku masih dibedong hingga sekarang. Fosil dan dinosaurus adalah hal yang cukup menarik bagi anak-anak maupun orang dewasa sehingga tidak mungkin untuk dilewatkan. Lokasinya yang strategis, dekat dengan Gedung Sate (bangunan simbolis Jawa Barat) dan Masjid PUSDAI Jawa Barat, menambah banyaknya pengunjung yang datang. Tepatnya museum ini terletak di Jl. Diponegoro no 57. Bahkan, hampir setiap hari ada bermacam-macam bus pariwisata dari berbagai daerah di Pulau Jawa terparkir di sepanjang museum.
Benar, Museum Geologi Bandung sudah dianggap memuat informasi yang lengkap dalam menunjang kepentingan kegiatan belajar mengajar pada bidang IPS, khususnya sejarah dan geografi untuk pelajar setingkat SD-SMA. Namun tak dapat dipungkiri bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk datang berkunjung, karena dapat menambah wawasan umum serta bisa menikmati berbagai wahana dan sarana baru yang tersedia.
 |
Tiket Museum Geologi |
Seperti yang telah direncanakan sebelumnya, pada hari Kamis tanggal 24 Agustus 2017, para siswa Hayat School dari mulai kelas upgrade hingga fasilitator beramai-ramai mengunjungi Museum Geologi untuk kesekian kalinya bagi mayoritas anak (seperti yang sudah dijelaskan di awal, Museum Geologi memang membosankan ketika sudah sering dikunjungi, namun tetap selalu asyik karena momen kunjungan yang berbeda).
Harga tiket masuk sekisar Rp. 3000 untuk pelajar dan Rp. 5000 untuk umum. Sangat ramah dompet, bukan? Bahkan aku pikir saat masih kecil dulu masuknya gratis (?)
 |
Jendela besar mengapit pintu masuk museum seperti bekas peninggalan Belanda |
Seluruh siswa masing-masing diberikan worksheet atau LKS yang telah dibubuhi sejumlah pertanyaan seputar sejarah dan geografi sesuai dengan tingkatan kelasnya masing-masing. Untuk kelas SMA, terdapat 11 pertanyaan esai yang harus dicari tahu jawabannya sembari berjalan-jalan megelilingi museum. Hanya diberi waktu kurang lebih dua jam kurang untuk berpencar dan mencari tahu sebelum berkumpul lagi di titik temu.
 |
Contoh-contoh mading tentang perkembangan makhluk hidup di bumi |
 |
Fosil terbesar, fosil Tyranosaurus Rex |
 |
Berfoto bersama replika makhluk purba. Hayo, cantik mana? Wkwk! |
Aku menghabiskan waktuku pada kunjungan kali ini bersama tiga orang teman sekelas, Amira, Hasbi, dan Salman. Kami tidak berpencar sendiri-sendiri melainkan mencari tahu segalanya bersama-sama meski sebenarnya itu adalah lembar tugas individu (hahahahaa~). Setelah mendapatkan beberapa jawaban dan lelah berkeliling, kami memutuskan untuk naik ke lantai 2 dan berjalan-jalan di area bebatuan dan peristiwa alam. Meski telah melihatnya berkali-kali, suasana classy di area batuan mulia seakan mempunyai magnet yang membuat kami tak bosan memandanginya. Shining light, like a diamond!😍
 |
Salah satu contoh batuan mulia di lantai 2 |
 |
Squad!! |
 |
Bersama Kak Agus, guru PAI dan Sejarah Islam |
Kami mengambil beberapa foto dan merekam video dokumentasi singkat untuk diabadikan. Kejadian-kejadian lucu dan konyol memang selalu ada, contohnya Amira yang terus mengoceh kecewa dan putus asa setelah melihat wahana simulasi gempa yang menjadi tujuan utamanya datang ke museum rusak dan sedang dalam masa perbaikan. Jujur, aku pun sedikit kecewa :') Padahal lumayan, kan, goyang-goyang refreshing kayak naik odong-odong :(
 |
Amira (kanan) sedang meratapi kesedihannya, Salman (kiri) menertawakan dari belakang :v |
 |
Papan pengumuman perbaikan |
Menyadari masih ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab, kami berempat buru-buru pergi ke lantai dasar sebelum waktunya habis dan mencari orang-orang untuk diwawancara mengenai hipotesis evolusi Charles Darwin untuk melengkapi jawaban no. 2 & 3. Aku berhasil mewawancarai seorang siswi SMA yang juga sedang berkunjung, sedangkan teman-temanku yang lain mengambil kesempatan untuk mewawancarai beberapa museum guide yang kebetulan sedang berkumpul di lantai satu.
Beberapa saat sebelum pulang, kami melihat wisatawan asing setinggi kurang lebih 2 meter dan seorang anak laki-laki di sampingnya yang sekilas terlihat mirip dengan aktor asal Inggris Freddie Highmore di film Charlie and The Chocolate Fatory (ketika pikiranku sudah sampai batas khayal...) Diduga mereka adalah sepasang ayah dan anak yang sedang berlibur di Indonesia.
Salman dan Hasbi mendesakku untuk menghampiri dan mewawancarai kedua foreigners
tersebut karena mengetahui bahwa aku pernah kursus di Kampung Inggris
Pare setahun yang lalu. Yah.. andai mereka tahu bahwa itu bukan berarti
aku sudah menguasai bahasa Inggris dengan benar-benar :'') And tadaaa,
here we go~
 |
Cogan barat aduduh |
 |
cute boy!😂😂😂😂 |
Bukan sekadar wawancara, namun pada akhirnya kami juga bisa berfoto
bareng mereka memenuhi ekspektasi Amira yang meledak-ledak! (Since dia
sudah sangat tergila-gila sama yang namanya orang barat.. -__-)
 |
Dad, Antonio, me, and friends 😜 |
Kami juga sempat berkenalan, ternyata mereka berasal dari negri kincir angin dan anak cowok yang masih berusia 14 tahun itu bernama Antonio. Antonio and Dad, it's really nice to meet you! Hope you'll enjoy Bandung and have a nice trip!! \(^0^)/
Waah~ asyik benar ya trip kali ini. Bisa berkenalan dan mewawancari foreigners juga! Sepertinya aku harus sering-sering brtemu dan mengobrol dengan orang asing untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, wkwkwk. Sampai jumpa di catatan tripku berikutnya yaa~ C YA!^^
kereeen.....seperti dibawa melihat langsung kondisi museum nya...
ReplyDeleteNtaaps kakak...jadi pengen ke musium geologi ..setelah berabad2 ngga pernah kesana..hehe
ReplyDelete